- Back to Home »
- Meishi Bun
Posted by :
Unknown
Selasa, 08 Juli 2014
Meishi Bun
Meishi-bun adalah kalimat yang berpredikat kata benda dan diikuti dengan kopula da. Tetapi, agar kalimat tersebut menjadi kalimat halus/sopan, maka da harus diubah menjadi desu, dan bentuk negatifnya menjadi dewa/jya arimasen. Kemudian masih ada pula perubahan bentuk yang lainnya seperti bentuk lampau.
1. Kalimat positif
A は B です
A wa B desu
Ini merupakan pola kalimat positif yang predikatnya menggunakan kata benda ditambah da/desu. Pada pola kalimat diatas baik subjek maupun predikatnya harus berupa kata benda. Misalnya jika A dan B adalah kata benda, lalu kita masukan ke dalam pola kalimat diatas, maka akan menjadi “A wa B desu” (A adalah B). pada pola kalimat diatas terdapat kata bantu wa yang untuk sementara bisa kita terjemahkan dengan adalah. Contoh:
私は山下です
Watashi wayamashita desu (saya (adalah) yamashita)
私は学生です
Watashi wagakusei desu (saya (adalah) mahasiswa)
私はインドネシア人です
Watashi waindoneshia-jin desu (saya (adalah) orang Indonesia)
2. Kalimat negatif
A は B じゃ/でわありません
A wa B jya/dewa arimasen
Kalimat negatif dari pola diatas dibentuk dengan cara mengubah desu menjadi jya/dewa arimasen. Jadi pola kalimat ini untuk sementara bisa diterjemahkan menjadi “…adalah bukan…”. Contoh:
私は日本人じゃありません
Watashi wanihon-jin jya arimasen (saya bukan orang jepang)
私は先生でわありません
Watashi wasensei dewa arimasen (saya bukan guru)
3. Kalimat Tanya :
A は Bですか
A wa B desu ka
Jika kita ingin membuat kalimat tanya dari pola kalimat diatas, bisa dilakukan nya membubuhkan kata bantu ka pada akhir kalimat tersebut. Dalam bahasa jepang fungsi utama dari kata bantu ka digunakan untuk menunjukan kalimat tanya. Contoh:
A: あなたは学生ですか
Anata wagakusei desu ka (apakah kamu mahasiswa?)
B: はい、私は学生です
Hai, watashi wagakusei desu (positif) (ya, saya mahasiswa)
いいえ、私は先生じゃありません
Iie, watashi wasensei jya arimasen (negatif) (tidak, saya bukan mahasiswa)
Sedangkan jika akan menggunaan kata tanya, maka kata tanya tersebut harus diletakan pada posisi predikat kalimat tersebut. Sehingga jawaban hai dan iie seperti diatas tidak digunakan lagi. Melainkan langsung dijawab dengan menyebutkan benda yang dimaksud pada posisi kata tanya tersebut. Contoh:
A: これは何ですか
kore wa nan desu ka (ini apa?)
B: それは本です
sore wa hon desu (itu buku)
A: あの人はどなたですか
Ano hito wadonata desu ka (siapa orang itu ?)
B: あの人はアリさんです
Ano hito waari-san desu (orang itu adalah Pak Ari)
4. Penggunaan kata bantu (も) mo
A も Bです
A mo B desu
Kata bantu wa pada beberapa pola kalimat diatas bisa diganti dengan kata bantu mo. Kata bantu mo bisa diartikan “juga/pun” yang salah satu fungsinya bisa menggantikan kata bantu wa ketika memaparkan beberapa kalimat yang predikatnya sama/sejenis. Contoh:
私は学生です。アリさんも学生です
Watashi wa gakusei desu. Ari-san mo gakusei desu(saya mahasiswa. Ari juga mahasiswa)
A : これは何ですか
Kore wa nan desu ka (ini apa?)
B : それは本です
Sore wa hon desu (itu buku)
A : これも本ですか
Kore mo hon desu ka (apa ini buku juga?)
B : はい、それも本です
Hai, sore mo hon desu (ya, itu juga buku)
5. Penggunaan kata bantu (で) de
S1 waK.Benda1 de, S2 waK.Benda2 desu
2 kalimat yang berpredikat kata benda + desu atau lebih, bisa digabung menjadi satu kalimat majemuk dengan cara mengubah desumenjadi de sebagai penghubung.
私は学生で、ニダさんは先生です
Watashi wa gakusei de, nida-san wa sensei desu (saya adalah mahasiswa dan nida adalah guru)
6. Penggunaan kata bantu (の) no
Aの B = BA / A の B の C = CBA
A no B = BA / A noB no C = CBA
Kata bantu no bisa digunakan untuk menggabungkan 2 buah kata benda atau lebih menjadi satu kata benda. Tetapi urutannya terbalik jika kita bandingkan dengan urutan dalam bahsa Indonesia. Seperti kita ketahui dalam bahsa Indonesia digunakan hokum DM (diterangkan-menerangkan), sedangkan dalam bahasa jepang bisaa digunakan hokum MD (menerangkan-diterangkan). Pola kalimat diatas, jika A, B, dan C masing-masing kata benda dan digabungkan dengan katabantu no ini bisa juga digunakan untuk menyatakan kepunyaan.Misalnya :
日本語の先生 nihongo nosensei guru bahasa jepang
私の本 watashi no hon buku (punya) saya
Contoh kalimat:
山田先生は日本語の先生です
Yamada sensei wa nihongo no sensei desu (Pak yamada adalah guru bahasa jepang)
これは私の本です
Kore wa watashi no hon desu (ini buku saya)
7. Kalimat lampau
Dari beberapa pola kalimat diatas, jika diubah ke dalam kalimat lampau menjadi berikut:
Kalimat bentuk sekarang | Kalimat bentuk lampau |
… は …です …wa…desu | … は …でした …wa…deshita |
… は …じゃありません …wa…jya arimasen | … は …じゃありませんでした …wa…jya arimasen deshita |
Kalimat bentuk lampau digunakan untuk menyatakan sesuatu hal yang telah berlalu. Caranya untuk kalimat positif, kopula desu diubah menjadi deshita, sedangkan kalimat negatif jya arimasen ditambah dengan kata deshita sehingga menjadi jya arimasen deshita. Berikut contoh kalimat:
今日は月曜日です。きのうは火曜日でした。
Kyoo wa getsuyoobi desu. Kinoo wa nichiyoobi deshita(hari ini senin. Kemarin minggu)
今日は雨です。きのうも雨でした
Kyoo wa ame desu. Kinoo mo ame deshita (hari ini hujan. Kemarin juga hujan)
おとといは休みじゃありませんでした
Ototoi wa yasumi jya arimasen deshita(kemarin dulu (2 hari yang lalu) tidak libur)
8. Kalimat yang menyatakan dugaan
Pola kalimat lain yang menggunakan “kata benda + da” yaitu kalimat yang digunakan untuk menyatakan dugaan atau kemungkinan yang akan terjadi. Dalam hal ini kopula da diubah menjadi deshoo, dengan pola kalimat sebagai berikut:
S/Ket は K.Bendaでしょう
S/Ket waK.Benda deshou
Pada pola kalimat tersebut bisaanya dilengkapi dengan kata tabun (mungkin), lalu diikuti oleh predikat deshoo. Akan tetapi meskipun dalam suatu kalimat tidak disertai dengan kata tabun pun jika pola kalimatnya menggunakan predikat deshoo, maka kalimat tersebut sudah menunjukan suatu kemungkinan. Contoh:
あの人は日本語の先生でしょう
Anohito wa nihongo no sensei deshou (orang itu mungkin guru bahasa jepang)
あしたはたぶん雨でしょう
Ashita wa tabun ame deshou (besok mungkin hujan)
9. Penggunaan kata: …人,…さん,…語,…先生/…jin,…san,…go,…sensei
Kata “jin” jika diletakan dibelakang kata yang menunjukan nama suku bangsa, ini bisa diartikan menjadi “bangsa/orang…”. Sedangkan kata “san” selalu diletakan dibelakang nama orang (dewasa, baik laki-laki maupun perempuan) selain diri sendiri, artinya “tuan/nyonya/bapak/ibu/saudara/saudari…” dengan tidak membedakan jenis kelamin atau jabatan. Sedangkan kata ”go” diletakan dibelakang nama suatu bahasa artinya “bahasa…”. Dan untuk “sensei” diletakan di belakang nama seseorang yang berprofesi sebagai guru, pelatih, atau dokter, digunakan sebagai kata panggilan yang berprofesi tersebut. Contoh:
インドネシア人 Indoneshia jin orang indonesia
アリさん Ari san pak Ari
日本語 Nihongo bahasa jepang
山田先生 Yamada sensei dokter yamada