- Back to Home »
- Makalah Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Kreativitas Anak
Posted by :
Unknown
Senin, 07 Juli 2014
Trending: Contoh Tugas Makalah
Makalah Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Kreativitas Anak
Makalah Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Kreativitas Anak |
1. Latar Belakang
Lingkungan memiliki peran penting dalam mewujudkan kepribadian anak. Khususnya lingkungan keluarga. Kedua orang tua adalah pemain peran ini. Peran lingkungan dalam mewujudkan kepribadian seseorang, baik lingkungan pra kelahiran maupun lingkungan pasca kelahiran adalah masalah yang tidak bisa dipungkiri khususnya lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah sebuah basis awal kehidupan bagi setiap manusia. Keluarga menyiapkan sarana pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak sejak dini. Dengan kata lain kepribadian tergantung pemikiran dan perlakuan orang tua dan lingkungannya.
Perlu ditekankan bahwa lingkungan tidak seratus persen mempengaruhi manusia, karena Allah menciptakan manusia disertai dengan adanya ikhtiar dan hak pilih. Dengan ikhtiarnya, manusia bisa mengubah nasibnya sendiri. Lingkungan adalah sesuatu yang berada di luar batasan-batasan kemampuan dan potensi genetik seseorang dan ia berperan dalam menyiapkan fasilitas atau menghambat seseorang dari pertumbuhan. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah lingkungan sosial yang di dalamnya terdapat lingkungan keluarga yang sangat berperan dalam pembentukan kepribadian anak dan faktor-faktor di dalamnya yang memiliki andil besar dalam pembentukan kepribadian dan kreativitas tersebut yang tentunya tidak terlepas dari peran keluarga.
2. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran lingkungan keluarga terhadap pembentukan kepribadian anak termasuk besarnya pengaruhnya terhadap anak tersebut dan faktor-faktor yang berpengaruh di dalamnya
PEMBAHASAN
1. TEORI PERSIMPANGAN KREATIVITAS
Dalam membantu anak mewujudkan kreativitasnya, anak perlu dilatih dalam keterampilan tertentu sesuai dengan minat pribadinya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat atau talenta mereka. Tidak hanya sarana dan prasarana dari pendidik dan orangtua yang perlu untuk merangsang pemikiran dan keterampilan anak tapi juga yang perlu adalah motivasi intrinsik pada anak.
Kreativitas merupakan manifestasi dari aktualisasi diri individu yang berfungsi sepenuhnya (Maslow,1962)
2. KARAKTERISTIK KELUARGA YANG KREATIF
2.1 Penelitian Dacey Mengenai Keluarga Kreatif
Dacey (1989) telah melakukan penelitian di Inggris terhadap kehidupan keluarga yang berbeda dari keluarga biasa. Penelitian ini meliputi pengetesan terhadap remaja, dilanjutkan wawancara mengenai gaya hidup keluarga.
Kesimpulan yang ditarik dari studi diatas adalah :
a. Faktor genetis versus lingkungan
Dalam keluarga yang dipilih karena salah seorang dari orangtua dinilai kreatif, lebih dari separoh anak mereka juga di atas rata-rata dalam kreativitas. Meskipun hasil ini belum tuntas memecahkan masalah nature versus nurture.
b. Aturan Perilaku
Orangtua dari remaja kreatif tidak banyak menentukan aturan perilaku dalam kehidupan keluarga.
c. Tes Kreativitas sebagai predator prestasi kreatif remaja
Kreativitas merupakan ciri yang relatif kurang stabil, terutama pada masa remaja (Dacer, 1986).
d. Masa kritis
Berdasarkan pernyataan subjek, dan berdasarkan penemuaan baru tentang perkembangan kepribadian oleh penelitian lain (Gould, 1978; Levinson 1978).
e. Humor
Bercanda berolok-olok dengan orang terdekatnya dan memperdayakan sebagai lelucon biasa terjadi pada keluarga kreatif.
f. Ciri-ciri menonjol lainnya
Bertentangan dengan pendapat stereotif, anak-anak kreatif melihat dirinya mudah bergaul dengan orang lain dan menilai tinggi seperti Imajinasi dan Kejujuran. (Mackinno, 1978; Taylor dan getzels, 1975).
g. Perumahan
Kebanyakan dari keluarga kreatif menemukan rumah yang nyaman dan aman serta berbeda daripada yang lainnya.
h. Pengakuan dan penguatan pada usia dini
Kebanyakan memperhatikan tanda-tanda seperti pola pikiran khusus atau kemampuan memecahkan masalah yang tinggi sebelum anak mencapai umur tiga tahun. Kebanyakan anak menyatakan mereka merasakan mendapat dorongan kuat dari orangtua mereka.
i. Gaya hidup orangtua
Kebanyakan orangtua kreatif dapat menceritakan satu asfek kehidupan mereka yang tidak biasa. Praktis semua orangtua mempunyai minat yang dikembangkan disamping pekerjaannya, dan kebanyakan luar biasa.
j. Trauma
Anak kreatif banyak mengalami trauma dari pada anak biasa; peristiwa yang menyebabkan kesedihan, kemarahan, atau sangat mengganggu kehidupan anak. Beberapa teori percaya bahwa mengalami trauma masa anak merupakan sebab utama kreativitas, terutama penulis (Kris, 1965; Geortzel, 1978)
k. Dampak dari sekolah
Pernyataan ini diperkuat oleh hasil penelitian bahwa korelasi antara penilaian kreativitas oleh Panel Boston College dan keinovatifan termasuk rendah.
l. Bekerja keras
Thomas Edison mengungkapkan kreativitas itu “one part insparitions and 99 parts perspiration”. Kreativas itu sedikit sekali dari ilham, lebih banyak hasil kerja keras. Hal ini belaku untuk pekerjaan rumah dan tugas dalam keluarga.
m. Domonansi lateral
Beberapa teoretikus berpendat bahwa kekidalan lebih banyak ditemukan pada pribadi kreatif, karena lebih dikuasai oleh belahan otak kanan. Belahan otak kiri lebih dilihat sebagai bagian logis sedangkan kanan sebagai bagian intuitif. Pada populasi umum 5% sampai dengan 10% adalah kidal. Nilai kreativitasnya rendah, 8% kidal, sedangkan dari mereka yang kreativitasnya dinilai tinggi, 20% adalah kidal.
n. Perbedaan jenis kelamin
Dalam studi Dacey (1989) kedua orangtua sepakat bahwa hampir dua kali kebanyakan dari remaja kreatif mempunyai rasa identifikasi yang kuat dengan ibu mereka. Keberhasilan remaja banyak meniru ke ayah tetapi lebih mengandalkan pada ibu untuk mendapat dorongan. Pendapat Ikeda dari Jepang bahwa ibu mempunyai peranan penting/utama dalam pengembangan kreativitas keluarganya, kehidupan kreatif ibu secara alamiah akan tertanam dalam pikiran anaknya, menjadi bagian yang hidup dari pemikiran mereka.
o. Penilaian orangtua mengenai kreativitas anak
Orangtua disuruh untuk menilai dari keempat jenis kreativitas di atas ini setuju dengan penilaian panel dari Boston College.
p. Jumlah lokasi
Makin tinggi kreativitas remaja semakin banyak juga jumlah koleksi mereka yang tidak lazim/biasa pada umur mereka, karena Dacey terutama berdasarkan laporan diri dan data studi kasus retrospektif. Menyatakan hubungan kausal antara gaya hidup keluarga dan kreativitas tinggi dan rendah dalam keluarga, cukup menjadi petunjuk kuat bahwa keluarga merupakan kekuatan yang penting dan merupakan sumber pertama dan paling utama dalam pengembangan bakat dan kreativitas.
2.2 Penelitian Tentang Latar Belakang Keluarga Finalis LKIR dan LPIR
Mengutip dari Dedi Supriadi (1994), hasil studi ini menemukan bahwa sebagian finalis LKIR (Lomba Karya Ilmiah Remaja) dan LPIR (Lomba Penelitian Ilmiah Remaja) adalah laki-laki, anak pertama dan kedua, mempunyai orangtua berpendidikan dan berpenghasilan baik, menempuh pendidikannya dikota, berasal dari iklim kehidupan yang baik dan memiliki pengalaman bermakna dalam hidupnya. Secara umum, mereka memiliki latar belakang kehidupan dan lingkungan yang lebih unggul daripada kelompok pembanding.
3. MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK DIRUMAH
3.1 Mendukung Pertumbuhan Intelektual Anak
Setiap orang memiliki profil kemampuan dan kecerdasan yang berbeda-beda. Anak-anak dalam keluarga walaupun saudara sekandung mungkin saja memiliki bakat, kemampuan, dan minat yang berbeda. Oleh karena itu, sebaiknya orantua menghargai keunikan setiap anak dan memberikan pengalaman beragam yang memungkinkan bakat dan kemampuannya berkembang. Orangtua memperhatikan cara anak mengatasi masalah dan menghadapi tugas baru akan membuat orangtua memahami potensi dan bakat anak.
3.2 Memotivasi Anak untuk Belajar
Hal-hal yang perlu diperhatiakn dan diupayakan adalah (Shapiro,1997) :
(1) Ajarkan anak untuk mengharapkan keberhasilan.
(2) Sesuaikan pendidikan anak dengan minat dan gaya belajarnya,
(3) Anak harus belajar bahwa diperlukan keuletan untuk mencapai keberhasilan.
(4) Anak harus belajar menghadapi kegagalan.
4. DAMPAK ORANGTUA TERHADAP KREATIVITAS ANAK
4.1 Beberapa Faktor Penentu
Beberapa faktor diantaranya :
(1) Kebebasan
(2) Respek
(3) Kedekatan emosi yang sedang
(4) Prestasi, bukan angka
(5) Orangtua aktif dan mandiri
(6) Menghargai kretivitas
4.2 Orangtua Sebagai Model
Penelitian menunjukkan anak kreatif mengidentifikasikan diri dengan banyak orang dewasa dari dua jenis kelamin dan komunikasi dengan orang dewasa yang menarik, aktif, dan berprestasi dapat merangsang kreativitas anak. Semua orang dewasa dapat menjadi model bagi anak: guru, anggota keluarga, teman orangtua, atau kakek-nenek.
Orangtua dapat membantu anak untuk menemukan minat-minat mereka yang paling mendalam dengan mendorong anak melakukan kegiatan yang beragam, menunjukkan kesempatan dan kemungkinan yang ada.
4.3 Sikap Orangtua yang Menunjang
Sikap orangtua yang memupuk kreativitas anak adalah :
• menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya,
• memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal.
• membolehkan anak mengambil keputusan sendiri.
• memberikan pujian yang sungguh-sungguh kepada anak.
• menjalin kerjasama yang baik dengan anak.
• menunjang dan mendorong kegiatan anak.
• meyakinkan anak bahwa orangtua menghargai apa yang ingin dicoba dilakukan dan apa yang dihasilkan.
4.4 Kreativitas dan Disiplin
Kreativitas menuntun disiplin agar dapat diwujudkan menjadi produk yang nyata dan bermakna, karena kreativitas seseorang selalu terkait dengan bidang atau domain tertentu dan kreativitas menuntut disiplin internal untuk tidak hanya mempunyai gagasan, tetapi juga dapat sampai proses kreativitas yang kelima yaitu elaborasi, mengembangkan dan memperinci suatu gagasan sampai tuntas.
5. PENUTUP
5.1 Simpulan
• Umumnya tidak ada hubungan nyata antara jumlah waktu untuk membuat pekerjaan rumah dan kinerja anak.
• Keluarga merupakan kekuatan yang penting dan merupakan sumber pertama dan paling utama dalam pengembangan bakat dan kreativitas.
• Kreativitas menuntun disiplin agar dapat diwujudkan menjadi produk yang nyata dan bermakna
• Umumnya makin tinggi pendidikan orantua, makin baik prestasi anak.